Laman

We are family

Kebersamaan selalu mengiringi kami dalam suka duka berorganisasi. Dengan semangat kekeluargaan yang kami junjung setinggi - tingginya

Our foundation

Dengan simbol adat yang melekat dalam jiwa kami songsong satuan terpisah yang menjadi karakteristik kami.

We are green scout

Dengan Darah green scout yang mengalir dalam tubuh, kami satukan tekad untuk membuat Pramuka SMA N 2 Ngawi lebih baik. Green scout! YES!

The true way

Kami tegakkan prinsip dan pendirian lurus dengan dasar motivasi yang kuat serta niat ikhlas untukmu jiwaku, scout.

It's our creation

Berani menggapai prestasi setinggi-tingginya dengan modal tekad dan ikhtiar serta do'a yang maksimal.

Jumat, 22 Juli 2011

Gerak Jalan Kabupaten Ngawi

Tahun 2010 lalu Amanah Gerak Jalan Kabupaten Ngawi diberikan kembali kepada Pramuka Sman 2 Ngawi. Kami Keluarga Besar Rakasmuda memang dari tahun ke tahun selalu diberi amanah untuk mengikuti event satu tahunan ini. Dan Alhamdulillah kami dapat meneruskan Tradisi kemenangan yang turun temurun.
Latihan serius kami jalani dalam kurun waktu sekitar 2 mingguan, bersama kakak pelatih dari alumni kami jalani latihan rutin setiap harinya. Dan apa yang kami persiapkan pastilah sebanding lurus dengan hasil yang kami terima.
Budaya disiplin kami terapkan setiap harinya dalam latihan, arahan dari pelatih selalu kami jalankan walaupun belum sepenuhnya, tapi kami berusaha berbuat yang terbaik.
Pada tanggal 5 Agustus 2010 Lomba dimulai, ketika Juri memberangkatkan kami, sontak adrenalin kami memuncak dan sebagian mungkin grogi. Tapi itu semua luntur ketika kata “SMADA YES!” kami teriakan ketika hentakan pertama. Semangat kami membara untuk Membawa nama baik SMADA ngawi di tingkat Kabupaten. Sekitar 6-7 km kami tempuh dalam perjalanan. Yel-yelpun sepanjang jalan kami teriakan se semangat mungkin. Dan semoga hasil yang kami dapatkan maksimal.
 Seminggu berselang pengumuman dipampang, hasil tertulis Kontingen Putra SMADA mendapat juara 1. Sedangkan untuk putri tahun 2010 mungkin belum saatnya untuk mendapat juara. Tapi tak apalah itu semua kami syukuri dan ada hikmah besar di balik lomba Geraka Jalan Kabupaten 2010. (ve)

Scout Clean

19 Maret 2011 Kami melaksanakan kegiatan rutin kami yakni “Bersih – bersih sanggar” atau kami biasa menyebutnya Scout Clean. Kaetika itu pagi-pagi kami sudah bergegas untuk mengeluarkan barang-barang seisi sanggar untuk ditata kembali dan dibersihkan dari kotoran. Barang dan inventaris sanggra ternyata sangat banyak tidak seperti yang kita lihat secara fisik.
Gotong royong bersama-sama demi sanggar bhakti pramuka yang lebih bersih itu visi kami. Barang-barang yang bisa didaur ulangpun kami jual ke tukang rosok dan uangnya kita masukkan khas. Barang-barang yang tak terpakai dan cenderung “ngebek-ngebeki” sanggarpun kita buang. Serta tenda yang sudah lama teronggok di plafon segera kita “jereng” di lapangan voly dan kita bersihkan bareng-bareng. Tak lupa pula Piala-piala kebanggaan kita juga tak luput dari penglihatan kita untuk segera dibersihkan dari debu-debu yang mengotori. Sungguh kebersamaan gotong royong yang tak terlupakan. (ve)

Pengembaraan Laksana


Untuk melengkapi poin ...  SKU Laksana, sebagian dari kakak-kakak bantara @17 dan @16 melaksanakan Pengembaraan Laksana tahun 2011 yang rutenya meliputi:
SMAN 2 Ngawi – Sambirobyong – Gerih – Kendal – Jogorogo – Paron – SMAN 2 Ngawi
Dengan jarak total sepanjang 63,5 km.
Start diawali dengan Upacara Pembukaan dan dibuka oleh Pembina Kita kak Samsul serta ada sedikit briefing dari kak Lia @7, salah seorang dari sedikit alumni kita yang sudah ber-TKU laksana dan sekaligus yang kita tempuhi untuk poin Pengembaraan ini.
Berpramuka lengkap Dengan peralatan BAMBU 17 Agustus 1945, serta Logistik yang dibatasi   kami berangkat dengan mantab menuju pos – pos yang sebelumnya kita tentukan saat survey.
Di jalan kami menemui banyak pengelaman dengan 1000 hikmah. Bertemu orang – orang yang amat heterogen, dengan ekspresi dan apresisasi yang berbeda-beda ketika melihat kami berjalan dengan membawa bambu yang cukup besar.

Gerak Jalan Kecamatan










10 November 2011 tanggal dilaksanakanya Gerak jalan Kecamatan Geneng, khusunya ditujukan untuk Para Praja Muda Karana se-Kecamatan Geneng. Kami Pramuka SMAN 2 Ngawi mendapat amanah untuk mewaklili sekolah dalam perhelatan 1 tahunan itu. Peringatan Hari Pahlawan tahun 2010 mungkin berkesan bagi adik-adik angkatan 17 yang kala itu 100% menjadi peserta. Kenapa tidak, kami memulai latihan 4 hari sebelum hari H. Itupun para peserta tidak berbekal materi yang cukup mengenai baris khusunya gerak jalan.


Peserta untuk gerak jalan ini dari Pramuka SMADA hanyalah putra, dikarnakan tidak cukup memungkinkan untuk mengeluarkan pasukan baris Putri. Latihanpun dijalankan, dengan didampingi kak Vempi peserta menjalani latihan kilat dalam waktu 4 hari ini.Memang sulit, tapi kami mencoba untuk BISA!. Dalam proses latihan juga didampingi Alumni Kak Budi @13 yang turut memberikan support yang cukup banyak kepada kami.


Hari H pun berlangsung, memang kami tampil semaksimal mungkin dan memenfaatkan materi yang sudah kami dapat. Untuk hasil alhamdulillah kami mendapat juara 3. Penyesalanpun ada, tapi kami mencoba untuk bangga dan mencoba memperbaikinya pada kesempatan lain khususnya gerak jalan kabupaten nanti. (ve)

Kamis, 21 Juli 2011

HADIRILAH!

Selasa, 19 Juli 2011

Biografi Raden Adjeng Kartini

Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI.

Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi[2], maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.

Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.

Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Kartini bersama suaminya, R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat (1903).

Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.

Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
Sekolah Kartini (Kartinischool), 1918.

Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, R.M. Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.

http://id.wikipedia.org

Biografi Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo


Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo (biasa dikenal dengan nama Gubernur Soerjo); lahir di Magetan, Jawa Timur, 9 Juli 1895 – meninggal di Bago, Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur, 10 September 1948 pada umur 53 tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia dan gubernur pertama Jawa Timur dari tahun 1945 hingga tahun 1948. Sebelumnya, ia menjabat Bupati di Kabupaten Magetan dari tahun 1938 hingga tahun 1943. Ia adalah menantu Raden Mas Arja Hadiwinoto. Setelah menjabat bupati Magetan, ia menjabat Su Cho Kan Bojonegoro pada tahun 1943.
RM Suryo membuat perjanjian gencatan senjata dengan komandan pasukan Inggris Brigadir Jendral Mallaby di Surabaya pada tanggal 26 Oktober 1945. Namun tetap saja meletus pertempuran tiga hari di Surabaya 28-30 Oktober yang membuat Inggris terdesak. Presiden Sukarno memutuskan datang ke Surabaya untuk mendamaikan kedua pihak.
Gencatan senjata yang disepakati tidak diketahui sepebuhnya oleh para pejuang pribumi. Tetap saja terjadi kontak senjata yang menewaskan Mallaby. Hal ini menyulut kemarahan pasukan Inggris. Komandan pasukan yang bernama Jenderal Mansergh mengultimatum rakyat Surabaya supaya menyerahkan semua senjata paling tanggal 9 November 1945, atau keesokan harinya Surabaya akan dihancurkan.
Menanggapi ultimatum tersebut, Presiden Sukarno menyerahkan sepenuhnya keputusan di tangan pemerintah Jawa Timur, yaitu menolak atau menyerah. Gubernur Suryo dengan tegas berpidato di RRI bahwa Arek-Arek Suroboyo akan melawan ultimatum Inggris sampai darah penghabisan.
Maka meletuslah pertempuran besar antara rakyat Jawa Timur melawan Inggris di Surabaya yang dimulai tanggal 10 November 1945. Selama tiga minggu pertempuran terjadi di mana Surabaya akhirnya menjadi kota mati. Gubernur Suryo termasuk golongan yang terakhir meninggalkan Surabaya untuk kemudian membangun pemerintahan darurat di Mojokerto.
Tanggal 10 September 1948, mobil RM Suryo dicegat pemberontak anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) di tengah hutan Peleng, Kedunggalar, Ngawi. Dua perwira polisi yang lewat dengan mobil ikut ditangkap. Ke 3 orang lalu ditelanjangi, diseret ke dalam hutan dan dibunuh. Mayat ke 3 orang ditemukan keesokan harinya oleh seorang pencari kayu bakar.
R. M. T. Soerjo dimakamkan di makam Sasono Mulyo, Sawahan, Kabupaten Magetan. Sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang jasa-jasanya terletak di Kecamatan Kedunggalar kabupaten Ngawi.


http://id.wikipedia.org

Rakasmuda Go To Yon Armed Ngawi





Januari lalu kami berkunjung ke Yon Armed Ngawi guna latihan bersama Bapak-bapak Tentara dalam rangka Persiapan LOSIPRAM (Lomba Prestasi Kepramukaan) ke 14 Tahun 2011.

Kegiatan ini sendiri meliputi Latihan PPGD, Halang Rintang, dan menembak. Sekitar 3 jam kami belajar di sana. Kami saling sharing tentang materi, terutama materi PPGD. Memang Meteri Pramuka dengan Tentara cukup berbeda, tapi yang pasti dari keberagaman itu kami dapat menambah referensi tentang bagaimana penanganan korban yang baik dan benar.

Setelah Korban ditangani, selanjutnya kami dituntut untuk halang rintang melewati kawat duri dan halangan lainya. Fisik kita maksimalkan sebagai gladi sebelum lomba nanti. Bapak-bapak armed sungguh antusias dengan kedatangan kami dan mereka mencoba membagi pengetahuan mereka tentang bidang masing-masing termasuk halang rintang. Memang mereka sedikit keras tapi sebenarnya mereka mempunyai sisi keramahan juga.

Di pos lain sebagian kami juuga belajar menembak bersama Bapak pelatih, Sungguh pengalaman yang begitu mengesankan mendapat materi yang jarang-jarang pramuka SMAN 2 Ngawi dapatkan. Dan Sungguh pengalaman yang amat berharga dan tak terlupakan bagi kami. Jarang -jarang Seorang Pramuka ahli menembak kan?. terima kasih untuk Bapak-bapak Yon Armed Ngawi.(ve)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More